Sabtu, 23 November 2024

FPV Pada Drone - Apa Saja Yang Dibutuhkan?

 

FPV (First Person View) adalah teknologi yang memungkinkan Anda mengendalikan drone atau kendaraan lain dari sudut pandang kamera yang dipasang pada perangkat tersebut, seolah-olah Anda sedang "berada di dalam" drone itu sendiri. Untuk memulai FPV, ada beberapa komponen utama yang diperlukan, tergantung pada tingkat pengalaman dan jenis FPV yang ingin Anda lakukan (hobi, balapan, atau sinematik).

Berikut adalah daftar komponen yang dibutuhkan untuk FPV:


1. Drone atau Frame FPV

  • Drone FPV Siap Terbang (RTF): Pilihan ideal untuk pemula, karena sudah dirakit lengkap dan siap digunakan.
  • Frame DIY: Untuk yang lebih berpengalaman, Anda bisa membangun drone dari nol dengan memilih frame sesuai kebutuhan, seperti frame balap (ringan dan gesit) atau frame sinematik (lebih stabil).

2. Kamera FPV

  • Kamera FPV Analog atau Digital: Kamera ini menangkap video langsung dari drone untuk ditampilkan di kacamata FPV atau layar.
    • Kamera analog (seperti RunCam atau Foxeer): Cocok untuk balapan karena latensi rendah.
    • Kamera digital (seperti DJI FPV System): Memberikan kualitas gambar lebih tajam, cocok untuk sinematografi.

3. Transmitter dan Receiver Video (VTX & VRX)

  • VTX (Video Transmitter): Mengirimkan sinyal video dari kamera ke perangkat tampilan Anda.
    • Pilih daya transmisi sesuai kebutuhan (misalnya 25mW untuk pemula hingga 800mW untuk jarak jauh).
  • VRX (Video Receiver): Terintegrasi dalam kacamata FPV atau sebagai modul terpisah untuk layar.

4. Kacamata FPV atau Monitor

  • Kacamata FPV (Goggles): Memungkinkan pengalaman imersif, membuat Anda merasa "berada di dalam" drone.
    • Analog (misalnya Fat Shark atau Eachine) untuk balapan.
    • Digital (misalnya DJI FPV Goggles) untuk gambar berkualitas tinggi.
  • Monitor FPV: Alternatif jika tidak ingin menggunakan kacamata; cocok untuk pemula.

5. Controller (Remote atau Transmitter)

  • Alat yang Anda gunakan untuk mengendalikan drone. Contoh populer:
    • FrSky Taranis
    • Radiomaster TX16S
    • DJI FPV Controller
  • Pastikan kompatibel dengan drone dan memiliki protokol yang sesuai (misalnya, SBUS, Crossfire, atau ELRS).

6. Antena

  • Antena digunakan untuk meningkatkan kualitas transmisi video dan kontrol. Ada dua jenis utama:
    • Omnidirectional: Antena berbentuk bulat, menangkap sinyal dari segala arah, ideal untuk jarak pendek.
    • Directional (patch antenna): Memfokuskan sinyal ke satu arah, cocok untuk jarak jauh.

7. Flight Controller (FC)

  • Otak dari drone yang mengatur stabilisasi, penerbangan, dan pengendalian. Pilihan populer termasuk:
    • Betaflight
    • iNav
    • DJI Flight Controller (untuk sistem DJI FPV).

8. ESC (Electronic Speed Controller)

  • Komponen yang mengatur daya yang diberikan ke motor brushless pada drone. Biasanya datang dalam dua bentuk:
    • ESC Terpisah: Satu untuk setiap motor.
    • 4-in-1 ESC: Semua terintegrasi dalam satu papan.

9. Motor Brushless

  • Pilih motor sesuai ukuran frame drone. Misalnya:
    • 2205 atau 2306 untuk drone balap.
    • Motor yang lebih besar untuk drone sinematik atau long-range.

10. Baterai dan Charger

  • Baterai LiPo (Lithium Polymer): Pilih baterai dengan kapasitas dan tegangan sesuai kebutuhan drone (misalnya, 4S atau 6S LiPo).
  • Charger Baterai LiPo: Gunakan charger khusus yang aman dan mendukung pengisian LiPo.

11. Propeller

  • Pilih propeller yang sesuai dengan ukuran dan jenis drone Anda (misalnya, 5 inci untuk drone balap, lebih besar untuk drone sinematik).

12. Software Konfigurasi

  • Gunakan software seperti Betaflight Configurator untuk mengatur flight controller dan menyesuaikan pengaturan penerbangan.

13. Aksesori Tambahan

  • GPS: Untuk fungsi seperti return-to-home (RTH) atau navigasi jarak jauh.
  • GoPro atau Kamera HD: Jika ingin merekam video berkualitas tinggi saat terbang.
  • Buzzer: Membantu menemukan drone jika hilang.
  • Pelindung Propeller (Prop Guards): Untuk keamanan, terutama bagi pemula.

14. Regulasi dan Legalitas

  • Pahami aturan lokal terkait penggunaan drone, terutama untuk FPV, seperti registrasi drone atau izin terbang di area tertentu.

Tips untuk Pemula:

  1. Mulai dengan Simulator: Gunakan simulator FPV di komputer untuk belajar kontrol dasar sebelum terbang langsung.
  2. Gunakan Drone Pemula: Pilih drone yang lebih kecil atau murah untuk belajar sebelum beralih ke FPV balap atau sinematik.
  3. Belajar Konfigurasi: Pelajari cara mengatur VTX, flight controller, dan kontroler untuk pengalaman terbaik.

Dengan semua komponen ini, Anda dapat memulai hobi FPV, baik untuk bersenang-senang, balapan, atau membuat video sinematik yang mengesankan!

Kamis, 21 November 2024

Apa Itu Betaflight? Flight Controller apa yang bisa digunakan?

 

Betaflight adalah sebuah firmware (perangkat lunak sistem operasi) (bisa kamu download dan cek disini) yang digunakan pada drone, khususnya drone yang menggunakan kontrol penerbangan berbasis flight controller. Betaflight terkenal di kalangan penggemar dan pembuat drone, terutama bagi mereka yang terlibat dalam kegiatan balapan drone (FPV racing) atau penerbangan drone yang membutuhkan performa tinggi dan kontrol presisi. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang Betaflight, fungsinya, dan bagaimana cara kerjanya.

Sejarah Betaflight

Betaflight awalnya merupakan hasil pengembangan dari Cleanflight, sebuah firmware yang juga digunakan pada kontrol penerbangan drone. Cleanflight sendiri merupakan fork dari Baseflight, yang dikembangkan oleh komunitas open-source untuk mengontrol perangkat keras pada drone. Seiring dengan perkembangan dan kebutuhan untuk fitur lebih canggih, Betaflight muncul dengan penambahan fitur-fitur yang lebih dinamis, lebih banyak opsi konfigurasi, dan peningkatan performa.

Sejak diluncurkan, Betaflight semakin populer karena keandalannya dan kemampuannya dalam memberikan kontrol penerbangan yang sangat responsif, serta dukungannya terhadap berbagai jenis perangkat keras yang digunakan dalam dunia drone.

Fitur Utama Betaflight

  1. Kontrol Penerbangan Presisi
    Betaflight memberikan kontrol yang sangat responsif terhadap gerakan drone, yang sangat penting untuk kegiatan balapan atau penggunaan drone dalam pengambilan gambar yang membutuhkan kestabilan tinggi.

  2. Konfigurasi yang Fleksibel
    Salah satu keunggulan Betaflight adalah kemampuannya untuk disesuaikan dengan berbagai preferensi pengguna. Dengan berbagai opsi konfigurasi, pengguna dapat menyesuaikan pengaturan seperti sensitivitas kontrol, pengaturan motor, dan pengaturan stabilisasi penerbangan.

  3. Dukungan untuk Berbagai Perangkat Keras
    Betaflight mendukung beragam perangkat keras, termasuk berbagai jenis flight controllers, sensor, dan perangkat periferal. Hal ini menjadikannya sangat fleksibel dan dapat digunakan oleh berbagai kalangan pengguna, dari pemula hingga profesional.

  4. Mode Penerbangan yang Beragam
    Betaflight memiliki beberapa mode penerbangan yang dapat dipilih sesuai kebutuhan, seperti mode Acro (untuk manuver bebas), Angle (untuk kestabilan otomatis), dan Horizon (kombinasi antara Acro dan Angle). Mode-mode ini memberikan pilihan kontrol penerbangan yang lebih luas, dari yang paling dasar hingga yang paling canggih.

  5. Anti-Flip dan Peningkatan Stabilitas
    Fitur angle mode pada Betaflight membantu menjaga kestabilan drone dan mencegah drone terbalik saat terbang. Ini sangat membantu bagi pengguna pemula yang belum terbiasa dengan kontrol manual.

  6. Telemetry dan Pengaturan Jarak Jauh
    Betaflight mendukung integrasi dengan sistem telemetry untuk memantau status penerbangan secara real-time, termasuk tegangan baterai, suhu, dan parameter penting lainnya. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan data penerbangan langsung, yang sangat berguna untuk balapan atau penerbangan jarak jauh.

Cara Kerja Betaflight

Betaflight berfungsi dengan cara mengatur berbagai perangkat keras yang ada pada drone, seperti flight controller, sensor, dan motor. Ketika drone terbang, Betaflight mengolah input dari sensor seperti akselerometer, giroskop, dan barometer untuk menyeimbangkan drone dalam penerbangan.

Pada saat yang sama, pengguna bisa mengontrol drone menggunakan remote kontrol. Betaflight akan memproses input dari remote untuk mengatur kecepatan motor, arah gerakan, serta menjaga kestabilan drone melalui algoritma penerbangan canggih.

Betaflight Configurator

Untuk mengonfigurasi dan menyesuaikan pengaturan Betaflight, pengguna dapat menggunakan Betaflight Configurator, sebuah aplikasi berbasis desktop yang memungkinkan pengguna untuk terhubung ke flight controller melalui kabel USB dan melakukan berbagai pengaturan.

Betaflight Configurator menyediakan berbagai alat, termasuk grafik untuk memantau status penerbangan, pengaturan kontrol motor, pengaturan PID (proportional-integral-derivative) untuk pengendalian kestabilan, dan banyak lagi. Dengan alat ini, pengguna dapat menyempurnakan pengaturan penerbangan untuk mendapatkan performa optimal sesuai dengan kebutuhan mereka.

Kenapa Betaflight Populer?

  1. Performa Tinggi
    Betaflight dikenal dengan performa penerbangan yang sangat baik, terutama untuk drone yang digunakan dalam balapan FPV (First-Person View). Responsifitas tinggi, kestabilan yang luar biasa, dan fleksibilitas dalam pengaturan membuatnya menjadi pilihan utama bagi para pembalap drone.

  2. Komunitas yang Besar dan Aktif
    Sebagai proyek open-source, Betaflight didukung oleh komunitas besar yang terus mengembangkan fitur baru, memperbaiki bug, dan memberikan dukungan kepada pengguna. Forum diskusi dan tutorial di berbagai platform memungkinkan pengguna untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan mereka dalam menggunakan Betaflight.

  3. Dukungan Terhadap Teknologi Terbaru
    Betaflight terus berinovasi dan menambahkan dukungan terhadap teknologi terbaru, seperti GPS, sensor baru, dan sistem komunikasi terbaru. Hal ini memastikan bahwa pengguna selalu mendapatkan pengalaman terbaik saat menggunakan Betaflight.

Kesimpulan

Betaflight adalah firmware yang sangat kuat dan fleksibel untuk pengendalian drone. Dengan berbagai fitur yang memudahkan pengguna untuk menyesuaikan pengaturan dan meningkatkan kinerja penerbangan, Betaflight telah menjadi pilihan utama bagi para penggemar drone, khususnya di kalangan pembalap drone FPV. Dukungan komunitas yang aktif serta pembaruan yang rutin menjadikannya terus berkembang dan memberikan pengalaman terbang yang lebih baik bagi penggunanya.


Flight controller apa yang bisa menggunakan betaflight?

Betaflight dapat digunakan dengan berbagai jenis flight controller (FC) yang mendukung perangkat keras dan fitur-fitur yang diperlukan untuk menjalankan firmware ini. Flight controller adalah otak dari drone, yang bertanggung jawab untuk mengendalikan motor, kestabilan, dan respons penerbangan berdasarkan input dari sensor dan remote kontrol.

Berikut adalah beberapa flight controller yang umum digunakan dengan Betaflight:

1. Omnibus F4

Omnibus F4 adalah salah satu flight controller yang sangat populer di kalangan pengguna Betaflight. Dengan prosesor F4 dan berbagai port I/O, flight controller ini dapat menangani berbagai sensor dan perangkat periferal yang diperlukan untuk penerbangan stabil dan responsif. Omnibus F4 mendukung berbagai fitur Betaflight seperti pengaturan PID, OSD, dan telemetry.

2. MATEKF405

MATEKF405 adalah flight controller berbasis prosesor F4 yang sangat cocok untuk penggunaan Betaflight, terutama untuk drone FPV. FC ini memiliki port USB, barometer, dan dukungan untuk berbagai sensor eksternal. MATEKF405 juga dikenal karena kemampuannya dalam memberikan kestabilan penerbangan yang baik dan fleksibilitas dalam pengaturan.

3. Kiss FC

Meskipun lebih dikenal dengan firmware KISS, Kiss FC juga dapat diprogram untuk menggunakan Betaflight. Beberapa model Kiss FC menyediakan fitur dan kestabilan penerbangan yang sangat baik, dan dapat dipilih jika pengguna ingin menggabungkan performa dari firmware Betaflight dengan perangkat keras KISS.

4. SP Racing F3

SP Racing F3 adalah salah satu flight controller klasik yang masih digunakan oleh banyak penggemar drone. FC ini dapat digunakan dengan Betaflight dan menawarkan banyak pengaturan fleksibel yang sangat berguna dalam manuver drone, terutama untuk drone racing.

5. Betaflight F4

Betaflight F4 adalah flight controller yang dirancang khusus untuk Betaflight, dengan prosesor F4 yang kuat dan berbagai port I/O. FC ini ideal untuk penggunaan pada drone yang membutuhkan pengendalian presisi, seperti drone balap atau drone yang digunakan dalam FPV.

6. Holybro Kakute F7

Holybro Kakute F7 adalah flight controller berbasis prosesor F7 yang juga mendukung Betaflight. Dengan kemampuan pemrosesan yang lebih cepat dan lebih banyak port I/O dibandingkan F4, Kakute F7 menawarkan performa yang lebih tinggi dan stabilitas penerbangan yang sangat baik, bahkan untuk penggunaan drone yang lebih kompleks.

7. DiY RC F7

Flight controller DiY RC F7 adalah pilihan solid lainnya untuk digunakan dengan Betaflight. Berbasis prosesor F7, DiY RC F7 memiliki lebih banyak kapasitas pemrosesan untuk menangani beban kerja dari berbagai sensor dan perangkat tambahan seperti GPS atau OSD. FC ini sangat berguna untuk drone dengan kebutuhan penerbangan yang lebih canggih.

8. CL Racing F7

CL Racing F7 adalah flight controller berbasis prosesor F7 yang dirancang untuk memberikan stabilitas dan performa tinggi. Dengan berbagai fitur canggih, termasuk dukungan untuk GPS dan lebih banyak port I/O, flight controller ini sangat cocok untuk penggunaan Betaflight.

9. T-Motor F7

T-Motor F7 adalah flight controller berbasis prosesor F7 yang menawarkan kecepatan pemrosesan tinggi dan kemampuan pemrograman yang fleksibel. Dengan berbagai pilihan port I/O dan dukungan untuk sensor tambahan, T-Motor F7 merupakan pilihan yang solid untuk penerbangan presisi dan racing.

10. HGLRC F4/F7

HGLRC juga memproduksi flight controller berbasis F4 dan F7 yang kompatibel dengan Betaflight. Flight controller HGLRC memiliki desain yang efisien dan kemampuan untuk mendukung berbagai perangkat keras, termasuk OSD dan sensor tambahan.

11. BrainFPV Radix 2

BrainFPV Radix 2 adalah flight controller premium yang dirancang untuk penerbangan presisi tinggi. Dikenal dengan algoritma penerbangan yang sangat baik dan kemampuan untuk menangani pengaturan yang lebih kompleks, Radix 2 sangat cocok untuk pengguna Betaflight yang menginginkan kontrol penerbangan yang sangat responsif.

12. RacerStar F4

RacerStar F4 adalah flight controller berbasis F4 yang lebih terjangkau namun tetap mendukung fitur-fitur Betaflight seperti kontrol PID, OSD, dan telemetry. FC ini ideal untuk pengguna yang menginginkan pilihan harga lebih rendah tetapi tetap menginginkan performa yang solid.

Ciri-ciri Flight Controller yang Kompatibel dengan Betaflight

  • Prosesor: Betaflight bekerja dengan flight controller yang menggunakan prosesor berbasis STM32, seperti STM32F3, STM32F4, atau STM32F7.
  • Port I/O: Untuk dapat menggunakan berbagai perangkat tambahan seperti GPS, OSD, dan telemetry, flight controller harus memiliki port I/O yang cukup.
  • Sensor: Flight controller harus dapat mendukung berbagai sensor seperti giroskop, akselerometer, barometer, dan kompas untuk menjaga kestabilan penerbangan.
  • Konektivitas: Flight controller yang kompatibel dengan Betaflight biasanya memiliki konektivitas USB untuk memudahkan konfigurasi menggunakan Betaflight Configurator.

Kesimpulan

Betaflight mendukung banyak jenis flight controller yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan pengguna, dari yang sederhana hingga yang lebih kompleks. Flight controller seperti Omnibus F4, MATEKF405, dan Holybro Kakute F7 merupakan beberapa pilihan populer di kalangan pengguna Betaflight, tergantung pada tujuan penggunaan, anggaran, dan preferensi perangkat keras. Pemilihan flight controller yang tepat akan sangat memengaruhi performa dan stabilitas drone dalam penerbangan, terutama untuk kegiatan seperti balapan drone atau pengambilan gambar udara yang membutuhkan ketelitian tinggi.

Rabu, 20 November 2024

Apa perbedaan Tricopter vs Quadcopter Drone

Tricopter dan quadcopter adalah dua jenis multirotor yang digunakan untuk berbagai aplikasi seperti fotografi udara, pengawasan, dan hobi. Keduanya memiliki karakteristik unik yang membuatnya sesuai untuk kebutuhan yang berbeda. Berikut adalah perbandingan detail antara keduanya:




1. Struktur Dasar

  • Tricopter:

    • Memiliki tiga lengan dengan motor di ujung masing-masing.
    • Menggunakan mekanisme tilt (biasanya servo) pada satu motor untuk mengontrol yaw (rotasi horizontal).
    • Desain ini lebih ringan dan sederhana dibandingkan quadcopter, tetapi memerlukan mekanisme tambahan untuk stabilitas.
  • Quadcopter:

    • Memiliki empat lengan, masing-masing dengan satu motor.
    • Memanfaatkan perbedaan kecepatan motor untuk mengontrol yaw, pitch, dan roll, tanpa mekanisme tilt tambahan.
    • Lebih stabil secara struktural dan aerodinamis.

2. Stabilitas dan Kontrol

  • Tricopter:

    • Lebih sulit dikendalikan karena jumlah motor lebih sedikit dan mengandalkan servo untuk yaw.
    • Servo bisa menjadi titik lemah, terutama jika tidak dirancang untuk beban berat atau penggunaan intensif.
    • Lebih fleksibel untuk manuver tajam, tetapi memerlukan pilot yang lebih berpengalaman.
  • Quadcopter:

    • Lebih stabil karena keempat motor bekerja secara bersamaan untuk distribusi daya yang merata.
    • Cocok untuk pemula karena stabilitasnya membuatnya lebih mudah diterbangkan.
    • Mampu mengangkat beban lebih berat dibanding tricopter, menjadikannya lebih cocok untuk fotografi udara profesional.

3. Efisiensi Energi

  • Tricopter:

    • Lebih hemat daya karena memiliki lebih sedikit motor.
    • Cocok untuk penerbangan jarak jauh dengan muatan ringan.
    • Namun, efisiensi bisa terganggu oleh konsumsi daya tambahan dari servo yaw.
  • Quadcopter:

    • Mengkonsumsi daya lebih banyak karena menggunakan empat motor.
    • Efisiensi dapat diimbangi dengan baterai lebih besar atau motor yang lebih efisien.

4. Kompleksitas Desain dan Perawatan

  • Tricopter:

    • Lebih kompleks dalam hal desain karena memerlukan servo tambahan.
    • Perawatan bisa lebih menantang karena lebih banyak komponen mekanis yang dapat rusak.
    • Lebih mudah dirakit untuk proyek DIY karena hanya menggunakan tiga motor.
  • Quadcopter:

    • Desain lebih sederhana dan lebih mudah dirawat karena tidak memerlukan servo.
    • Lebih banyak pilihan komersial dengan variasi fitur dan spesifikasi.

5. Kegunaan

  • Tricopter:

    • Cocok untuk penggemar DIY yang ingin membangun drone ringan dan fleksibel.
    • Lebih sering digunakan dalam proyek eksperimental dan penerbangan dengan manuver dinamis.
  • Quadcopter:

    • Standar untuk aplikasi seperti fotografi udara, pemetaan, dan penggunaan komersial lainnya.
    • Lebih sering digunakan oleh pemula dan profesional karena stabilitas dan performanya.

6. Biaya

  • Tricopter:

    • Umumnya lebih murah karena hanya membutuhkan tiga motor.
    • Namun, biaya servo berkualitas tinggi dapat menambah pengeluaran.
  • Quadcopter:

    • Lebih mahal karena membutuhkan empat motor dan ESC (Electronic Speed Controller) tambahan.
    • Komponen standar lebih mudah ditemukan, sehingga biaya perawatan bisa lebih rendah.

Kesimpulan

  • Tricopter lebih cocok untuk pengguna yang mencari desain ringan dan fleksibel dengan tingkat manuver tinggi, terutama untuk hobi dan eksperimen.
  • Quadcopter adalah pilihan terbaik untuk stabilitas, aplikasi profesional, dan kemudahan kontrol, menjadikannya favorit di kalangan pemula dan pengguna komersial.

Jika Anda mempertimbangkan penggunaan tertentu, faktor seperti anggaran, kebutuhan payload, dan tingkat keahlian pilot dapat menentukan pilihan terbaik antara keduanya.

Apa perbedaan Brushless motor dan brushed motor

 

Brushless motor dan brushed motor adalah dua jenis motor listrik yang sering digunakan dalam aeromodelling dan drone. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:

1. Konstruksi

  • Brushed Motor:
    • Menggunakan sikat karbon (brush) untuk menghubungkan arus listrik ke kumparan melalui komutator.
    • Memiliki rotor (bagian yang berputar) yang berisi kumparan, dan stator (bagian diam) yang berisi magnet permanen.
  • Brushless Motor:
    • Tidak menggunakan sikat. Mengandalkan elektronik (ESC, Electronic Speed Controller) untuk mengontrol aliran listrik ke kumparan.
    • Kumparan berada di stator, sedangkan rotor memiliki magnet permanen.

2. Efisiensi

  • Brushed Motor:
    • Lebih rendah efisiensinya karena gesekan antara sikat dan komutator, serta kehilangan energi akibat panas.
  • Brushless Motor:
    • Lebih efisien karena tidak ada gesekan mekanis dari sikat, sehingga lebih sedikit panas yang dihasilkan.

3. Daya Tahan

  • Brushed Motor:
    • Memiliki masa pakai lebih pendek karena sikat karbon aus seiring waktu dan perlu diganti secara berkala.
  • Brushless Motor:
    • Lebih tahan lama karena tidak ada komponen mekanis yang aus secara langsung.

4. Kinerja

  • Brushed Motor:
    • Biasanya memiliki kecepatan dan torsi yang lebih rendah.
    • Cocok untuk aplikasi sederhana atau dengan anggaran terbatas.
  • Brushless Motor:
    • Memberikan kinerja yang lebih baik dengan kecepatan tinggi, torsi tinggi, dan respons lebih cepat.
    • Cocok untuk aplikasi yang membutuhkan presisi dan daya tinggi, seperti drone dan pesawat aeromodelling.

5. Perawatan

  • Brushed Motor:
    • Membutuhkan perawatan rutin, seperti penggantian sikat karbon.
  • Brushless Motor:
    • Praktis tanpa perawatan (maintenance-free) karena tidak ada sikat.

6. Harga

  • Brushed Motor:
    • Lebih murah, sehingga sering digunakan untuk proyek pemula atau mainan sederhana.
  • Brushless Motor:
    • Lebih mahal, tetapi investasi ini sebanding dengan kinerja dan daya tahannya.

7. Aplikasi pada Aeromodelling dan Drone

  • Brushed Motor:
    • Umumnya digunakan pada mainan drone kecil atau pesawat ringan yang tidak memerlukan daya besar.
  • Brushless Motor:
    • Pilihan utama untuk drone dan aeromodelling profesional, karena membutuhkan efisiensi tinggi, daya besar, dan umur panjang.

Ringkasan

Brushless motor lebih unggul dalam hampir semua aspek, termasuk efisiensi, daya tahan, dan kinerja, tetapi memiliki biaya awal lebih tinggi. Brushed motor lebih cocok untuk aplikasi sederhana atau budget-friendly.

Beberapa Flight Controller yang populer

 Flight controller adalah otak dari sebuah drone atau pesawat tak berawak (UAV), yang bertugas untuk mengendalikan pergerakan drone berdasarkan input dari pilot dan sensor onboard. Ada beberapa flight controller populer yang banyak digunakan di kalangan hobiis, profesional, dan industri, masing-masing memiliki kelebihan dan spesifikasi yang cocok untuk berbagai aplikasi.

1. Betaflight

  • Popularitas: Sangat populer di komunitas drone balap (FPV racing) dan freestyle.
  • Fitur:
    • Kompatibel dengan berbagai hardware flight controller berbasis STM32.
    • Mendukung konfigurasi yang sangat fleksibel melalui software Betaflight Configurator.
    • PID tuning, filter gyro/accel, dan OSD (On-Screen Display) yang canggih.
  • Kelebihan:
    • Fokus pada performa dan respons yang cepat untuk drone balap.
    • Update firmware secara berkala dengan fitur-fitur terbaru.
  • Cocok Untuk: Drone balap FPV, freestyle, dan mini quadcopter.

2. ArduPilot (ArduCopter/ArduPlane)

  • Popularitas: Digunakan oleh kalangan profesional, industri, dan hobiis untuk misi yang kompleks.
  • Fitur:
    • Open-source dengan kemampuan autonomous flight yang canggih.
    • Mendukung berbagai sensor dan modul tambahan seperti GPS, lidar, dan kamera.
    • Kompatibel dengan platform hardware seperti Pixhawk, CubePilot, dan lainnya.
  • Kelebihan:
    • Dokumentasi yang sangat lengkap dan komunitas yang besar.
    • Mampu menangani misi otonom yang kompleks seperti pemetaan, survey, dan pengiriman.
  • Cocok Untuk: Drone komersial, riset, mapping, dan aplikasi industri.

3. PX4

  • Popularitas: Alternatif kuat untuk ArduPilot di kalangan profesional dan industri.
  • Fitur:
    • Open-source dengan fokus pada kestabilan dan skalabilitas.
    • Dukungan multi-vehicle dan kontrol sistem yang real-time.
    • Integrasi dengan ROS (Robot Operating System) untuk aplikasi robotika.
  • Kelebihan:
    • Mendukung berbagai jenis kendaraan, termasuk quadcopter, fixed-wing, dan VTOL.
    • Dikembangkan dengan pendekatan keamanan dan kestabilan yang kuat.
  • Cocok Untuk: Industri, aplikasi militer, dan drone riset.

4. INAV

  • Popularitas: Populer untuk drone yang memerlukan penerbangan yang lebih stabil, seperti long-range dan fixed-wing.
  • Fitur:
    • Mendukung fitur autonomous seperti return-to-home (RTH) dan waypoint.
    • Kompatibel dengan berbagai hardware seperti F4 dan F7 flight controller.
  • Kelebihan:
    • Fokus pada penerbangan yang mulus dan fitur GPS-based.
    • Memiliki fitur stabilisasi baik untuk quadcopter maupun fixed-wing.
  • Cocok Untuk: Long-range FPV, drone fotografi, dan fixed-wing.

5. DJI Naza dan A3

  • Popularitas: Sangat populer di kalangan pengguna drone siap terbang (RTF) dan fotografi udara.
  • Fitur:
    • Plug-and-play dengan sistem DJI.
    • Stabilitas tinggi dan mode penerbangan yang mudah seperti GPS hold dan RTH.
  • Kelebihan:
    • Didesain untuk kemudahan penggunaan.
    • Terintegrasi dengan ekosistem DJI seperti kamera dan gimbal.
  • Cocok Untuk: Fotografi dan videografi udara, serta pengguna non-teknis.

6. KISS (Keep It Super Simple)

  • Popularitas: Digemari oleh pilot FPV yang mencari setup minimalis dan responsif.
  • Fitur:
    • Sistem sederhana dengan fokus pada pengalaman penerbangan.
    • Firmware yang ringan dan efisien.
  • Kelebihan:
    • Sangat mudah diatur.
    • Respons yang sangat halus dan cocok untuk freestyle FPV.
  • Cocok Untuk: Freestyle dan drone FPV sederhana.

7. Autopilot DJI (Contoh: A2, A3, Matrice Series)

  • Popularitas: Digunakan secara luas dalam drone DJI komersial dan industri.
  • Fitur:
    • Penerbangan otomatis dan stabilitas tingkat tinggi.
    • Kompatibel dengan payload industri seperti kamera termal.
  • Kelebihan:
    • Keandalan yang sangat baik untuk aplikasi kritis.
    • Sistem terpadu yang mengurangi kebutuhan konfigurasi manual.
  • Cocok Untuk: Aplikasi komersial dan profesional.

Pilihan Berdasarkan Kebutuhan

  • Hobiis FPV Racing: Betaflight, KISS.
  • Misi Otonom dan Industri: ArduPilot, PX4.
  • Fotografi dan Videografi: DJI Naza, DJI A3.
  • Penerbangan Jarak Jauh: INAV.

Setiap flight controller memiliki ekosistem dan komunitas pendukung, sehingga pilihan terbaik tergantung pada kebutuhan spesifik Anda, seperti jenis drone, aplikasi, dan tingkat keahlian.

Apa itu Flight Controller (FC) pada Drone

 

Flight Controller (FC) adalah perangkat elektronik utama dalam sistem pesawat tak berawak (Unmanned Aerial Vehicle, UAV), seperti drone. Fungsi utamanya adalah untuk mengontrol dan menstabilkan penerbangan dengan memproses data dari berbagai sensor, mengatur kecepatan motor, dan menerima perintah dari pengendali (remote control) atau perangkat lunak autopilot.

Fungsi Utama Flight Controller

  1. Stabilisasi Penerbangan:
    • Menggunakan data dari sensor seperti gyroscope (gyro) dan accelerometer untuk menjaga keseimbangan drone.
  2. Pengendalian:
    • Mengatur kecepatan motor atau aktuator lainnya sesuai perintah dari pilot atau sistem autopilot.
  3. Pemrosesan Data Sensor:
    • Mengolah input dari sensor tambahan seperti GPS, kompas, altimeter, atau kamera untuk mendukung navigasi dan pengambilan keputusan.
  4. Komunikasi:
    • Berfungsi sebagai penghubung antara pilot (melalui remote control) atau perangkat lunak dan perangkat keras di drone.
  5. Eksekusi Misi Otonom:
    • Mendukung fitur autopilot seperti waypoint navigation, return-to-home (RTH), atau fungsi lainnya.

Komponen Utama pada Flight Controller

  1. Prosesor Utama:
    • Chip seperti STM32 yang menangani pemrosesan data dari sensor dan menjalankan algoritma kontrol.
  2. Sensor:
    • Gyroscope dan Accelerometer: Untuk stabilitas dan orientasi.
    • Barometer: Mengukur tekanan udara untuk menentukan ketinggian.
    • GPS: Untuk navigasi dan pelacakan lokasi.
    • Kompas (Magnetometer): Untuk orientasi arah.
  3. Port Input/Output (I/O):
    • Port untuk menghubungkan motor (ESC), sensor tambahan, modul telemetri, atau perangkat lainnya.
  4. Firmware:
    • Perangkat lunak yang mengontrol cara kerja flight controller, seperti ArduPilot, PX4, BetaFlight, atau iNav.

Jenis Flight Controller Berdasarkan Aplikasi

  1. Flight Controller untuk Multirotor:
    • Dirancang untuk drone seperti quadcopter atau hexacopter.
    • Contoh: Pixhawk, Holybro Kakute, DJI Naza.
  2. Flight Controller untuk Fixed-Wing:
    • Digunakan pada pesawat dengan sayap tetap (fixed-wing).
    • Contoh: Matek F405-Wing.
  3. Flight Controller Racing:
    • Khusus untuk drone balap dengan latensi rendah dan respon cepat.
    • Contoh: T-Motor F7, SpeedyBee.
  4. Flight Controller Hybrid:
    • Mendukung berbagai jenis kendaraan seperti rover, boat, atau VTOL.
    • Contoh: Pixhawk Cube, CUAV.

Kelebihan Flight Controller

  1. Stabilisasi Otomatis:
    • Memungkinkan penerbangan yang lebih stabil meskipun pilot tidak terlalu ahli.
  2. Otonomi:
    • Mendukung misi tanpa pengawasan langsung dengan fitur autopilot.
  3. Kustomisasi:
    • Mendukung berbagai konfigurasi dan jenis sensor sesuai kebutuhan.
  4. Kompatibilitas:
    • Bisa digunakan dengan berbagai jenis kendaraan, dari drone hingga robot darat.

Kekurangan Flight Controller

  1. Kerumitan Pengaturan:
    • Membutuhkan waktu untuk konfigurasi dan kalibrasi, terutama untuk pengguna baru.
  2. Ketergantungan pada Firmware:
    • Performanya sangat bergantung pada firmware yang digunakan.
  3. Harga:
    • Flight controller kelas atas bisa mahal, terutama jika dirancang untuk aplikasi industri.
  4. Rentan terhadap Gangguan:
    • Sensor internal seperti kompas atau GPS bisa terpengaruh oleh gangguan elektromagnetik.

Kesimpulan

Flight Controller adalah otak dari sistem UAV. Pilihan FC yang tepat sangat bergantung pada kebutuhan aplikasi, baik untuk hobi, penelitian, maupun industri. Kombinasi perangkat keras yang andal dan firmware yang sesuai akan memastikan performa optimal dari drone atau kendaraan tak berawak.

Apa itu Pixhawk - Flight Controller Open Source

Pixhawk adalah Flight Controller autopilot yang dirancang untuk mengendalikan sistem kendaraan tak berawak (Unmanned Aerial Vehicles/Systems, UAV/UAS), baik di udara, darat, atau laut. Pixhawk sering digunakan dalam aplikasi drone untuk rekreasi, penelitian, hingga proyek industri karena fleksibilitas dan skalabilitasnya. Sistem ini didukung oleh perangkat lunak open-source seperti PX4 dan ArduPilot.

Pixhawk pertama kali diperkenalkan oleh Lorenz Meier dan komunitas pengembang open-source sebagai solusi untuk sistem autopilot modular dan canggih.

Jenis dan Tipe Pixhawk

Pixhawk memiliki berbagai versi dan tipe yang terus berkembang. Berikut adalah daftar beberapa versi utama dan turunannya:

1. Pixhawk 1

Versi pertama dari Pixhawk yang populer dengan mikroprosesor STM32F4. Model ini memiliki banyak variasi buatan pihak ketiga, misalnya:
  • Pixhawk 1 (3DR Original): Didesain oleh 3D Robotics dan open-source.
  • Pixhawk 2.4.8: Versi buatan pihak ketiga yang lebih terjangkau dan banyak digunakan dalam aplikasi hobi.

2. Pixhawk 2 (The Cube)

Dikenal dengan desain berbentuk kubus modular, menawarkan fitur lebih canggih:
  • Pixhawk Cube Black: Versi standar.
  • Pixhawk Cube Orange: Lebih kuat dengan mikroprosesor H7, mendukung aplikasi berat.
  • Pixhawk Cube Blue/Yellow: Versi khusus untuk sertifikasi penerbangan.

3. Pixhawk 4

Model yang dirancang untuk performa tinggi dengan dukungan PX4. Diproduksi oleh Holybro, dengan peningkatan:

  • Lebih banyak port I/O.
  • Prosesor STM32F7.

4. Pixhawk 5X

Evolusi dari Pixhawk 4, lebih kuat dengan fitur tambahan seperti:

  • Kompatibilitas sensor modern.
  • Performa lebih baik untuk aplikasi berbasis AI.

5. Pixhawk 6X dan 6C

Versi terbaru, menawarkan:

  • Desain lebih kompak (6C).
  • Kompatibilitas lebih luas dengan sensor baru.

6. Pixhawk Mini

Didesain untuk drone kecil dengan fitur serupa Pixhawk 1, tetapi dalam ukuran lebih ringkas.

7. Versi Alternatif

Ada juga perangkat autopilot berbasis Pixhawk seperti CUAV V5+, mRo Pixhawk, atau Durandal, yang menawarkan peningkatan spesifik.




Kelebihan Pixhawk

  1. Fleksibilitas: Kompatibel dengan berbagai jenis kendaraan (quadcopter, fixed-wing, rover, dll.).
  2. Open Source: Didukung komunitas yang luas dengan perangkat lunak PX4 dan ArduPilot.
  3. Dukungan Ekosistem: Kompatibel dengan banyak sensor, GPS, dan perangkat periferal lainnya.
  4. Modularitas: Desain modular memungkinkan upgrade tanpa mengganti seluruh sistem.
  5. Stabilitas dan Presisi: Dilengkapi IMU (Inertial Measurement Unit) ganda dan redundansi sensor untuk stabilitas.

Kekurangan Pixhawk

  1. Kompleksitas Pengaturan: Membutuhkan pemahaman teknis untuk konfigurasi dan kalibrasi.
  2. Harga: Beberapa model canggih seperti Cube Orange atau Cube Blue cukup mahal.
  3. Ketergantungan pada Komponen Tambahan: Sistem seperti GPS, ESC, dan motor berkualitas tinggi sering diperlukan untuk performa optimal.
  4. Kompatibilitas: Versi lebih tua mungkin tidak mendukung perangkat keras baru.

Aplikasi Pixhawk

  1. Hobi Drone: Digunakan oleh penggemar untuk membuat drone kustom.
  2. Penelitian: Dalam pengembangan teknologi otonom, termasuk AI dan navigasi.
  3. Industri: Pemetaan, inspeksi, pengiriman, dan pertanian.
  4. Keamanan dan Militer: Digunakan untuk pengintaian dan misi otonom.

Dengan berbagai jenis dan versinya, Pixhawk tetap menjadi pilihan populer karena fleksibilitas, komunitas pendukung, dan perangkat keras yang dapat diandalkan.

 
Copyright 2010 Quadcopter | Drone | FPV | Aeromodelling. All rights reserved.